Jakarta, Malanesianews, – Pandemi Covid-19 yang masih mewabah di dunia kini bertambah jenis varianya, virus yang diduga berasal dari kelelawar ini sudah bermutasi di Indonesia dan menghasilkan varian lokal yang diberi nama B.1.466.2.
Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, varian B.1.466.2 ini tidak berpotensi bahaya. Varian ini tidak masuk dalam daftar variant of concern (VOC) seperti varian Delta.”
Asli Indonesia ada nomornya kalau enggak salah B.1.466.2. Tapi itu tidak diidentifikasi sebagai varian berpotensi berbahaya. Varian lokal itu sudah sangat kalah dibandingkan varian Delta,” kata Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR RI, Senin (13/9/2021).a
Varian B.1.466.2 pertama kali ditemukan di Bekasi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkapkan varian lokal ini sempat mendominasi penularan Covid-19 di Indonesia pada Maret 2021 hingga 57% sebelum akhirnya varian Delta mendominasi di Indonesia.
“Iya (sempat) masif, tapi dulu tak terbahas karena keterbatasan untuk melakukan whole genome sequencing juga. Saat ini data genom sudah banyak dan bisa bicara banyak dan (jadi) tahu juga kalau dulu varian lokal pernah mendominasi,” kata Ketua Tim Riset Whole Genome Sequencing (WGS) LIPI Sugiyono Saputra, seperti dikutip dari CNNIndonesia, Selasa (13/9/2021).
Dalam situs resminya, World Health Organization (WHO) mengungkapkan varian B.1.466.2 sebagian varian Alerts for Further Monitoring atau yang membutuhkan pemantauan lebih lanjut.
“Kategori varian Alerts for Further Monitoring dapat diartikan sebagai dugaan perubahan-perubahan genetik yang mempengaruhi karakteristik virus dengan beberapa indikasi bahwa varian itu dapat menimbulkan risiko di masa depan,” ujar WHO dikutip dari situs resminya.
Ada pun Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sempat mengungkap empat jenis varian baru virus corona (Covid-19) asal Indonesia. Berikut daftarnya:
- Varian B.1.466.2 pertama kali ditemukan di Bekasi pada 12 November 2020.
- Varian B.1.470 ditemukan di Surabaya 9 April 2020,
- B.1.1.398 di Jakarta pada 5 Juni 2020, dan
- B.1.459 di Nusa Tenggara Barat pada 1 Juni 2020.
Berdasarkan data per 30 Juli 2021, varian B.1.466.2 ada 794 kasus. Kemudian B.1.470 ada 460 kasus, B.1.1.398 ada 173 kasus dan B.1.459 sebanyak 136 kasus. Kemenkes menyatakan varian ini tidak berbahaya.