Beranda Sosial Budaya Rumput Mei, Fenomena Alam Indah Di Bukti Baliem Kota Wamena

Rumput Mei, Fenomena Alam Indah Di Bukti Baliem Kota Wamena

0
Rumput Mei, Fenomena Alam Indah Di Bukti Baliem Kota Wamena

Wamena, Malanesianews , – Wamena adalah sebuah distrik dengan lembahnya yang mempesona di kabupaten jayawijaya, Papua.

Lembah Baliem (atau Lembah Balim) adalah lembah di pegunungan Jayawijaya. Lembah Baliem berada di ketinggian 1600 meter dari permukaan laut yang dikelilingi pegunungan dengan pemandangannya yang indah dan masih alami. Suhu bisa mencapai 10-15 derajat celcius pada waktu malam.

Pada Lembah Baliem di kota Wamena, ada  padang rumput yang terhampar indah dengan nuansa ungu yang hanya muncul di bulan Mei.

Hamparan ungu nampak menghiasi lembah yang terletak di beberapa distrik yang ada di wamena salah satunya berada di distrik walesi dan distrik napua.

Orang menyebut hamparan ungu yang sebenarnya adalah ilalang berwarna keunguan ini dengan nama “Rumput Mei” atau dalam bahasa daerahnya Lagalaga Eka atau Owasiwasika. Meski diyakini bahwa rumput ungu ini bukan asli dari Wamena.

Fenomena Rumput Mei ini mulai muncul pada sekitar tahun 1970 hingga 1980. Nama yang sebenarnya dalam bahasa Hugula itu ada beberapa versi. Owasi-owasika secara etimologis berasal dari tiga kata, yakni; owa, owasi dan eka. Owa artinya dirinya atau padanya (dalam konteks ini pada rumput atau bunga ini). Owasi berarti bau (harum). Eka artinya daun. Dengan demikian, Owasi-owasika bisa dapat diartikan sebagai rumput atau bunga yang berbau harum.

Sesuai dengan namanya rumput Mei akan muncul dan bersemi pada bulan April hingga Juni seiring dengan waktu musim berbunga, namun rumput dengan dominan warna ungu ini hanya terjadi pada tanggal 5-14 Mei setiap tahunnya.

Di atas tanggal 20 Mei, rumput itu mulai berubah warnanya. Sejak saat itulah  fenomena rumput ungu yang hanya terjadi pada bulan Mei sangat dinanti masyarakat Wamena. Jika sudah di penghujung April maka mereka tidak sabar ingin menikmati keindahan yang hanya ada pada bulan Mei ini.

(K.U)

Artikulli paraprak Timsel Resmi Buka Pendaftaran Anggota KPU Papua Selatan
Artikulli tjetër Mulai Pendaftaran Calon Anggota KPU,Timsel Papua Pegunungan Buka Dua Sekretariat
Perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat menandai bahwa kehidupan sosial sejatinya dinamis. Kita sebagai individu senantiasa mengalami perubahan baik secara fisik maupun intelektualitas. Begitu pula dengan kumpulan individu beserta pola interaksinya yang disebut dengan masyarakat. Masyarakat selalu menginginkan perkembangan kehidupan ke arah yang lebih baik, seperti halnya Masyarakat adat di Kepulauan Kei Provinsi Maluku yang hidup dalam satu Ikatan Hukum Adat yaitu Hukum Larvul Ngabal. Namun demikian Masyarakat adat di Kepulauan Kei Provinsi Maluku masih di hadapkan dengan masalah-masalah mendasar seperti Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi ,Sosial Budaya dan kesejahteraan umum lainnya Untuk mengangkat dan memperjuangkan hak-hak dasar di atas maka Saudara Baharudin Farawowan memprakarsai pembentukan Lembaga Sosial Kemasyrakatan , Wadah yang di beri nama YAYASAN LENTERA EVAV atau yang di singkat YANTE. Yayasan Lentera Evav (YANTE) kemudian di daftarkan pada Notaris dan PPAT Hengki Tengko,SH tanggal 4 Desember 2009 di Langgur Kabupaten Maluku Tenggara dengan Pendiri Herlinda dan Baharudin Farawowan di percayakan menjadi Ketua YANTE.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini