Profil Kabupaten Kepulauan Yapen: Kota Perjuangan di Teluk Cenderawasih

0
366

Kep. Yapen, Malanesianews,– Kabupaten Kepulauan Yapen adalah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Papua, Indonesia. Beribu Kota di Serui Kota. Dahulu kabupaten ini bernama Kabupaten Yapen Waropen, yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1969 tentang Pembentukan Provinsi Otonom Irian Barat dan Kebupaten-Kabupaten Otonom di Provinsi Irian Barat.

Pada tahun 2020 kabupaten ini dengan jumlah penduduk sebanyak 112.676 jiwa. Lalu pada tahun 2021 terjadi peningkatan sebanyak 114.210 jiwa.

Berdasarkan Daftar Pemilih Sementara (DPS) tingkat Provinsi tahun 2023, Kabupaten Yapen memiliki jiwa pilih dalam DPS sebanyak 81.373, dengan rincian jiwa pilih laki-laki 41.286 jiwa dan perempuan 40.087 jiwa.

Nama Kabupaten ini sementar berubah, dari Kabupaten Yapen Waropen menjadi Kabupaten Kepulauan Yapen saja. Hal ini berdasarkan tuntutan aspirasi masyarakat karena adanya pemekaran daerah otonom yaitu Kabupaten Waropen berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2002.

Akhirnya pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 2008 untuk mengganti namanya dari Kabupaten Yapen Waropen diubah menjadi Kabupaten Kepulauan Yapen. Nama tersebut sesuai dengan fakta karena kabupaten ini terdiri dari gugusan Pulau.

Mayoritas penduduknya beraga Kristen sebanyak 82,76%, dengan rincian Protestan 81,53%, Katolik 1,23%. Penduduk beragama Islam sebanyak 17,18%, Hindu 0,04% dan Buddha 0,02%.

Berdasarkan sejarah, Kepulauan ini dihuni oleh kelompok masyarakat yang suka melakukan pelayaran maritim.

Kota Serui pernah dijadikan tempat pembuangan Pahlawan Nasional, Sam Ratulangi, dan sebagai kota kelahiran Freddy Numberi, seorang Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara pada masa Kabinet Persatuan Nasional periode 1999-2001, di bawah pimpinan (almarhum) Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Menurut Wakil Bupati Kepulauan Yapen, Frans Sandi, Yapen khususnya Kota Serui, merupakan kota yang membuka peradaban di Papua. “Disini dulu pusat pendidikan di wilayah Papua”.

(AIS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini