Jayapura, Malanesianews, – Di tengah Kabupaten Jayapura, tepatnya di Kampung Bitiya, Distrik Sentani, terdapat sebuah destinasi wisata yang memiliki pesona sejarah yang menarik. Tugu Pekabaran Injil, yang telah berdiri kokoh selama 112 tahun, menandai momen bersejarah ketika injil pertama kali diperkenalkan di kawasan tersebut.
Pemerintah Kabupaten Jayapura mengambil langkah proaktif dengan melakukan kegiatan kunjungan wisata “Pulkam” untuk mengevaluasi setiap lokasi wisata, termasuk Tugu Pekabaran Injil, sebagai bagian dari persiapan menyambut Hari Kemerdekaan. Dikenal juga sebagai “Kampung Tua” oleh warga setempat, Kampung Bitiya menawarkan kekayaan budaya dan sejarah yang menarik minat wisatawan.
Tugu Pekabaran Injil didirikan untuk memperingati peristiwa bersejarah pada 26 November 1911, ketika seorang penginjil bernama Amos Pasalbessy datang dari Sangir Talaud, Sulawesi Utara, membawa kabar baik tentang injil ke Pulau Metu Debi, Kampung Enjros, Kota Jayapura. Sejarah ini tertuang dalam lukisan relief yang menghiasi belakang tugu, menggambarkan adegan penuh makna saat para tetua kampung menggunakan perahu untuk menjemput penginjil yang ditunggu-tunggu.
Dalam lukisan relief tersebut juga terlihat sebuah Rumah Karwari yang dahulu digunakan untuk mengajarkan pemuda-pemuda cara membuat perahu. Namun, penginjil Amos Pasalbessy membongkar rumah tersebut karena pemuda yang tidak patuh akan mendapatkan hukuman berat. Hal ini menegaskan bahwa injil tidak hanya membawa pesan kebaikan, tetapi juga membawa transformasi sosial dan menghapuskan praktik-praktik negatif di kampung.
Kini, Tugu Pekabaran Injil menjadi simbol keagungan dan keberanian dalam menyebarkan ajaran injil ke daerah-daerah terpencil. Meskipun usianya telah mencapai lebih dari satu abad, tugu ini tetap menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Bagi para pengunjung yang ingin menjelajahi lokasi Tugu Pekabaran Injil, perjalanan dimulai dari Kota Jayapura dengan rute sekitar satu jam menuju Pelabuhan Depapre. Dari sana, perahu akan mengantar para wisatawan melintasi laut selama lima menit menuju pinggiran pantai Kampung Bitiyai. Selain menikmati keindahan panorama pantai dan pasir putih, pengunjung juga dapat memahami lebih dalam sejarah dan kearifan lokal yang ditawarkan oleh kampung yang kaya akan cerita ini.
Namun, dalam menikmati keindahan Tugu Pekabaran Injil, ada tantangan aksesibilitas akibat kondisi jalan yang sedang diperbaiki oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Jayapura. Meskipun demikian, semangat wisatawan untuk mengeksplorasi dan menemukan nilai-nilai bersejarah tetap tinggi.
Tugu Pekabaran Injil di Kampung Bitiya, Jayapura, bukan hanya menawarkan pesona sejarah yang mendalam, tetapi juga menjadi ajang untuk memahami keragaman budaya dan nilai-nilai luhur yang menghiasi daerah tersebut. Sebagai salah satu destinasi wisata unik di Papua, tugu ini patut dijaga dan dipromosikan agar tetap menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang mencari pengalaman berharga dalam perjalanan mereka.
(agengrdyndr)