Jakarta, Malanesianews, – Dalam meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang, tanah longsor, dan genangan di dataran rendah, yang terjadi akibat potensi peningkatan curah hujan ekstrem di beberapa wilayah Indonesia yang dipicu oleh dinamika atmosfer, termasuk seruak udara dingin yang melintasi ekuator.
KEPALA Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, menghimbau agar Masyarakat harus hati hati dan waspada..
“Kami terus memonitor pemicu peningkatan curah hujan yang saat ini aktif. Selain menjelang puncak musim hujan di beberapa wilayah, ada yang sudah masuk ke puncak musim hujan, diperparah dengan masuknya seruak udara dingin. Kami memonitor peningkatan indeks seruakan yang melintasi ekuator, angkanya semakin meningkat,” ujar Dwikorita.
Dwikorita menyatakan bahwa potensi cuaca ekstrem diperkirakan berlangsung dalam 2 hingga 7 hari ke depan, meski secara umum potensi ini bisa terus terjadi hingga puncak musim hujan di bulan Januari-Februari. “Fenomena atmosfer yang dinamis dan saling menguatkan membuat kondisi ini perlu terus diantisipasi,” katanya.
Dwikorita juga memberikan peringatan terkait liburan Natal dan Tahun Baru. Gelombang tinggi hingga 4 meter diprediksi terjadi di Samudera Hindia, sehingga masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas wisata laut di kawasan tersebut.
“Gelombang tinggi di Samudera Hindia bisa mencapai lebih dari 2,5 meter, bahkan pada waktu tertentu hingga 4 meter. Sebaiknya hindari kawasan ini untuk wisata,” tambahnya.
BMKG telah menyediakan informasi prakiraan cuaca real-time melalui aplikasi Info BMKG yang juga terintegrasi dengan jalur transportasi darat, laut, dan udara.
“Silakan memonitor perkembangan cuaca di aplikasi kami, mulai dari prakiraan untuk wilayah tertentu hingga jalur transportasi, agar liburan tetap aman,” lanjut Dwikorita. (H-2)
Berikut wilayah yang terdampak cuaca buruk :
- Pulau Jawa dan Bali: Risiko hujan lebat.
- Sumatra bagian barat dan tengah: Potensi curah hujan tinggi yang dapat memicu banjir bandang dan tanah longsor.
- Kalimantan bagian tengah dan selatan: Risiko genangan akibat hujan intensitas tinggi di dataran rendah.
- Sulawesi bagian tengah dan selatan: Potensi gangguan pada transportasi dan aktivitas masyarakat.