Jakarta, Malanesianews, – Sebanyak 22 negara di dunia telah masuk ke jurang resesi akibat ekonominya terdampak wabah virus corona (COVID-19).
Hal itu dikarenakan wabah yang berasal dari Wuhan, China itu telah memaksa banyak negara untuk menerapkan pembatasan (lockdown) sebagian atau seluruh wilayahnya demi mencegah penyebaran infeksi. Sayangnya, langkah ini justru mengakibatkan ekonomi lumpuh.
Beberapa negara yang telah dilaporkan masuk ke jurang resesi hingga kini yaitu Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Jepang, Korea Selatan, Hong Kong, Inggris, Polandia, dan Jerman. Selain itu juga ada Prancis, Spanyol, Austria, Belgia, Finlandia, Latvia, Lithuania, Belanda, Amerika Serikat, Meksiko, Skotlandia, dan Italia.
Menanggapi kabar buruk ini, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, Shinta Kamdani mengatakan bahwa Indonesia mungkin akan menjadi negara baru dalam daftar tersebut mengingat akan sulit bagi ekonomi RI untuk tumbuh di kuartal III (Q3) mendatang.
“Saat ini kelihatannya sulit utk menghindari resesi karena di Q3 secara realistis ekonomi akan tetap tumbuh negatif walaupun akan ada perbaikan yg cukup signifikan dari Q2.” jelasnya melalui pesan singkat kepada CNBC Indonesia, Minggu (23/8).
Namun demikian, Shinta tidak menutup kemungkinan ekonomi bisa tumbuh positif di kuartal mendatang.
Tetapi pertumbuhan itu akan sangat tergantung pada effort pemerintah sendiri dalam mendistribusikan stimulus-stimulus dan meningkatkan penyerapan APBN, serta meningkatkan efisiensi dan daya saing iklim usaha nasional untuk menarik modal (capital) baru yang dibutuhkan sektor riil nasional, jelasnya.
“Ini bukan hal yang mudah karena hingga tengah Q3 ini pun pelaku usaha merasakan peningkatan konsumsi tidak cukup signifikan, stimulus-stimulus belum didistribusikan dengan maksimal dan realisasi belanja pemerintah juga masih rendah,” katanya.
Apalagi, tegasnya, perkembangan pengendalian Covid-19 di sisi kesehatan juga kurang baik sehingga kepercayaan diri pasar untuk melakukan konsumsi dan investasi sulit meningkat.
‘”Serta mengendalikan Covid-19 agar confidence masyarakat untuk melakukan konsumsi dan confidence pelaku usaha untuk berinvestasi dan meningkatkan kinerja ekonomi juga meningkat sehingga pertumbuhan 0% di akhir tahun masih realistically achievable.” paparnya.”Untuk itu, kami harap dalam waktu dekat pemerintah lebih fokus pada pencairan stimulus-stimulus kepada masyarakat dan pelaku usaha yang membutuhkan, mempercepat penyerapan APBN, APBD mempercepat reformasi iklim usaha dan investasi.”
Sebelumnya, Indonesia pada kuartal kedua 2020 telah mengalami resesi teknikal di mana Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product/ GDP) terkontraksi sebesar 5,32% dalam basis tahunan (Year on Year/YoY), meski pada kuartal pertama masih tumbuh positif 2,97%.
Resesi sendiri terjadi bila GDP atau PDB suatu negara terkontraksi atau minus secara basis tahunan selama dua kuartal berturut-turut.