Tual, Malanesianews, – Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbanyak di dunia dengan 17.508 pulau. Pun kota Tual menjadi bagian dari Kota dengan daerah kepulauan yang yang amat besar ketimbang luas daratan.
Kota Tual seharusnya menjadi salah satu Kota yang kaya dan sejahtera dengan kelimpahan alam yang ada, dengan luas lautan 98% membuktikan bahwa kekayaan Kota Tual ada pada dalamnya lautan yang bahkan luasnya seharusnya masyarakat dan dataran daratanya dikelilingi oleh kekayaan yang melimpah
Sehingga sesuai dengan data Badan Statistik Pusat (BPS) tahun 2022-2023 Kota Tual ditetapkan menjadi Kota termiskin nomor satu di Indonesia menjadi satu problematika yang selalu diperbincangkan dan menjadi pertanyaan terhadap implementasi pemerintah terhadap pengelolaan APBD atas putaran ekonomi.
Memang benar adanya kehidupan masyarakat Kota Tual akhir-akhir ini telah mengalami kesulitan, baik soal makan-minum, biaya pendidikan, kesehatan dan lain-lain.
Salah satu yang menjadi faktor utama ialah ketersediaan pasar yang kehilangan manajemennya, namun hal tersebut seharusnya bukan menjadi alasan atas putusan BPS, sebab dengan kekayaan laut yang tak terhingga Kota Tual mampu menjadi garda terdepan dalam putusan Kota yang kaya oleh BPS!
Namun sebagai fakta yang telah ditetapkan secara de jure kita hanya mampu berharap dengan segala harapan agar kedepan perekonomian Kota Tual berjalan stabil dan baik sehingga corak maruk kemiskinan yang ada hanya sebatas kapal yang berlabuh sejenak dan akan berakhir dibawah nahkoda yang mampu membaca kompas dan pandai menjalankan kapal.
Bagi saya Tual menjadi Kota termiskin salah satu indikatornya ialah minimnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai penopang kemakmuran rakyat, padahal dengan kekayaan laut jika dikelola oleh pemerintah daerah Tual seharusnya menjadi Kota yang berkontribusi besar terhadap negara bukan malah sebaliknya!
Sebagai masyarakat, sebagai pemuda dan sebagai anak adat yang mencintai kemajuan daerah pilkada serentak 2024 adalah solusi untuk mencari pemimpin yang memiliki maha karya atas pengelolaan kelautan yang berbasis kemaritiman, untuk itu saya berpendapat bahwa pasangan yang kemudian bertarung sebagai calon walikota dan wakil walikota Tual periode 2024-2029 yang mampu membawa Kota Tual untuk sejahtera dengan menjadikan Kota Tual sebagai Kota Maritim yang menjadikan laut sebagai sumber kejayaan pasangan UT-BF dengan akronim MAREN yang mampu membawa perubahan untuk Kota Tual dengan menggunakan:
Transformasi paradigma dan komitmen
Transformasi kelembagaan dan tata kelola
Transformasi ekonomi kerakyatan
maka mampu menghasilkan PAD sebagai penopang kesejahteraan dan kekayaan daerah tanpa mengaduh nasib pada APBD yang hanya cukup untuk memberi gaji ASN!
Demikian harapan saya menjemput pesta demokrasi pada pilkada serentak 2024 kita masyarakat Kota Tual harus lebih jelih dan bijak memilih pemimpin untuk perubahan Kota Tual, maka itu saya mengajak kita untuk melihat visi dan misi dari setiap pasangan calon agar mampu mengelola kelautan sehingga menjadikan hasil laut yang kaya sebagai Anggaran Pendapatan Daerah (APD)
Akhir kata, mari kita pilih pasangan yang memahami bidangnya dan jaringan yang mampu menjangkaunya
maka MAREN adalah solusinya!
Oleh: Arifin Reniwurwarin