KKP Dorong Transformasi Kapal Perikanan Menuju Standar Global

0
61

Jakarta, Malanesianews, – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong modernisasi kapal perikanan dengan mengalihkan penggunaan bahan kayu ke kapal berbahan besi. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan standar keselamatan dan efisiensi operasional kapal, serta mengurangi dampak lingkungan akibat deforestasi.

Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Lotharia Latif, mengungkapkan bahwa mayoritas kapal perikanan di Indonesia saat ini masih berbahan kayu, dengan 65% di antaranya telah berusia lebih dari satu dekade. Kondisi ini memunculkan berbagai tantangan, mulai dari ketahanan kapal hingga kelayakan operasional.

“Sebanyak 95% kapal perikanan yang terdaftar di KKP masih menggunakan kayu sebagai bahan utama. Meskipun lebih ekonomis, kapal kayu cenderung memiliki keterbatasan dalam memenuhi standar internasional dan dapat berdampak pada kelestarian lingkungan akibat penebangan kayu secara masif,” ujar Latif dalam keterangan resminya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kapal kayu rata-rata memiliki umur operasional 15–20 tahun tergantung perawatan. Namun, secara konstruksi, kapal kayu kerap dibangun secara tradisional, yang membuatnya kurang memenuhi standar kelayakan laut, tangkap, dan penyimpanan hasil tangkapan.

“Dalam jangka panjang, penggunaan kapal kayu yang tidak berkelanjutan berkontribusi pada emisi karbon dan deforestasi. Oleh karena itu, perlu ada langkah bertahap dalam mengganti armada dengan kapal berbahan besi atau baja yang lebih sesuai dengan standar perikanan global,” tambahnya.

Selain dari sisi material, modernisasi ini juga menyoroti aspek mesin dan kelayakan kerja bagi awak kapal. Saat ini, mayoritas kapal perikanan masih menggunakan mesin darat yang dimodifikasi, yang berisiko mengalami gangguan teknis seperti korosi, overheating, dan kebocoran oli.

“Selain faktor teknis, aspek kesejahteraan awak kapal juga perlu diperhatikan. Banyak kapal yang lebih fokus pada kapasitas muatan ketimbang menyediakan ruang akomodasi yang layak bagi awak kapal. Padahal, kondisi kerja yang nyaman dapat meningkatkan produktivitas dan keselamatan mereka di laut,” jelas Latif.

Transformasi kapal perikanan ini juga dinilai dapat meningkatkan daya saing produk perikanan Indonesia di pasar global. Dengan sistem penyimpanan yang lebih baik, hasil tangkapan akan lebih segar dan higienis, sehingga memiliki nilai jual yang lebih tinggi baik di pasar domestik maupun ekspor.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menegaskan bahwa KKP berkomitmen untuk memastikan seluruh kapal perikanan di Indonesia memenuhi norma dan standar yang berlaku. “Kapal yang beroperasi harus andal, memenuhi aspek kelayakan, dan sesuai dengan ketentuan yang ada agar industri perikanan kita semakin maju dan berkelanjutan,” ujarnya.

Dengan langkah modernisasi ini, diharapkan sektor perikanan nasional dapat terus berkembang, lebih kompetitif di pasar global, serta tetap menjaga keseimbangan ekosistem laut untuk keberlanjutan generasi mendatang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini