Jakarta, Malanesianews, – Perubahan iklim terus menunjukkan dampaknya bagi Indonesia, dengan lebih dari 48,6 juta penduduk terpapar panas ekstrem sepanjang Desember 2024 hingga Februari 2025. Laporan terbaru dari Climate Central menempatkan Indonesia sebagai negara kedua dengan jumlah masyarakat terdampak terbesar setelah Nigeria.
Jakarta menjadi salah satu kota yang mengalami paparan suhu tinggi dalam jangka waktu lama, menempati posisi keempat secara global setelah Lagos (Nigeria), Tamil Nadu (India), dan Manila (Filipina). Dalam tiga bulan terakhir, ibu kota Indonesia mengalami 69 hari dengan suhu lebih panas dari biasanya, dengan kenaikan anomali mencapai 0,7°C di atas rata-rata historis.
Menurut para peneliti, kondisi ini diperparah oleh aktivitas manusia, seperti pembakaran batu bara, minyak, dan gas metana, yang meningkatkan emisi gas rumah kaca. Secara global, tercatat 394 juta orang mengalami lebih dari 30 hari suhu ekstrem akibat perubahan iklim, dengan mayoritas dari mereka berada di Afrika.
Joseph Giguere, ahli iklim dari Climate Central, menyebut bahwa rata-rata individu di dunia mengalami enam hari panas ekstrem selama Desember hingga Februari. “Tanpa perubahan iklim, angka ini seharusnya hanya satu hari dalam tiga bulan,” ujarnya dalam sebuah pernyataan resmi.
Dampak dari peningkatan suhu ini bukan hanya ketidaknyamanan, tetapi juga berisiko terhadap kesehatan masyarakat, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak. Kristina Dahl, Wakil Presiden Ilmu Pengetahuan di Climate Central, menegaskan bahwa perubahan iklim bukan lagi ancaman masa depan, tetapi realitas yang harus dihadapi sekarang. “Jika kita tidak segera mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, gelombang panas akan semakin sering terjadi dengan dampak yang lebih besar,” jelasnya.
Dengan kenaikan suhu global yang telah mencapai 1,2°C dibandingkan era praindustri, langkah-langkah mitigasi dan adaptasi menjadi semakin mendesak. Tanpa aksi nyata untuk menekan emisi karbon, gelombang panas seperti ini akan menjadi ancaman yang lebih besar di masa depan.