Supiori, Malanesianews, – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Supiori, Papua menetapkan 10 sekolah penggerak untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Belajar di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) di daerah setempat.
“Sampai sekarang di Kabupaten Supiori ada 10 sekolah penggerak, terinci tiga PAUD, empat SD, dan tiga SMP,” kata Kapala Disdikbud Supiori, Rafles Ngilamele, Senin (7/8/2023).
Menurutnya, upaya menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar di sekolah di Kabupaten Supiori, antara lain melibatkan guru secara komunal, kepala sekolah, dan musyawarah guru mata pelajaran.
Ia menjelaskan, program sekolah penggerak di Kabupaten Supiori fokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) serta karakter.
“Hal ini diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru.red). Akselarasi transformasi sekolah dilakukan di seluruh kondisi sekolah, baik negeri maupun swasta agar bisa bergerak 1-2 tahap lebih maju,” ungkap Rafles.
Dirinya mengaku, penerapan Kurikulum Merdeka Belajar merupakan komitmen Pemkab Supiori untuk menjadi bagian penting dalam mewujudkan kualitas pendidikan Indonesia, kususnya di Supiori.
“Meskipun sekolah di Kabupaten Supiori berada di wilayah 3T, tetapi jajaran Dinas Pendidikan bersama satuan pendidikan tetap bersemangat mengimplementasikan sekolah penggerak dengan penerapan pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar untuk siswa,” terangnya.
Ia menambahkan, dengan adanya tantangan dalam melaksanakan program pendidikan di wilayah 3T, agar merubah pola pikir guru untuk menyesuaikan dengan tuntutan zaman.
“Ya, guru harus punya kemampuan menguasai teknologi informasi computer, ini satu kewajiban mutlak dimiliki guru,” imbuhnya.
(AIS)