Jakarta, Malanesianews – Positive rate Covid-19 di Indonesia mengalami kenaikan menjadi 1,36 persen akibat varian baru yang ditemukan pertama kali di Afrika Selatan yaitu BA.4 yang ditemukan pada 10 Januari 2022 sementara BA.5 ditemukan pada 25 Februari 2022.
Dua varian ini sebenarnya mirip dengan omicron BA.2 yang ditemukan di Eropa hingga Amerika Serikat namun dua varian baru itu memiliki mutasi yang identik dengan lonjakan protein. Itulah yang membedakan dari omicron BA.2.
Kementerian Kesehatan mengungkapkan, kedua jenis subvarian virus ini telah masuk ke Indonesia dan memiliki tingkat rendah pada pasien yang terkonfirmasi positif diprediksi naiknya puncak virus ini akan tiba pada pertengahan Juli mendatang.
“ada sejumlah faktor yang mempengaruhi kenaikan kasus COVID-19 di Ibu Kota yang pertama adalah melonggarnya penerapan protokol kesehatan COVID-19 di lingkungan masyarakat dan vaksinasi booster yang belum menyeluruh”. Ujar Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti, M.KM.
Meskipun demikian ia menyebut masyarakat tidak perlu panik menyikapi kenaikan kasus COVID-19 kali ini pasalnya bercermin pada pengalaman sebelumnya Indonesia sudah pernah melalui gelombang COVID-19 varian Delta dan Omicron.
Hal terpenting adalah tetap menerapkan protokol kesehatan dan segera mendapatkan vaksinasi COVID-19.(saf)