Jakarta,Malanesianews.com,- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut Indonesia dilanda 3.768 bencana sepanjang 2019.
Untuk menangani hal itu, BNPB telah menggelontorkan dana siap pakai (DSP) senilai Rp6.754.186.919 668.
“Kalau kami lihat dari pendanaan kami bisa lihat yang digunakan, yang dihabiskan, kami menghabiskan dana kurang lebih Rp6,7 triliun untuk dana DSP nya,” kata Kepala Pusdatin dan Humas BNPB Agus Wibowo dalam paparan Kaleidoskop Bencana 2019 di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (30/12/2019).
Dari total angka itu, Agus menyebut alokasi paling besar dikeluarkan untuk penanganan kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah. Total BNPB harus merogoh kocek Rp176.510.114.800 untuk operasi darat siaga darurat karhutla dan Rp3.246.126.251.679 untuk kebutuhan lain yang masih terkait Karhutla. Biaya itu di antaranya untuk membiayai 29.039 petugas gabungan, 88 unit helikopter, 471,5 ton air, 366,8 ton garam, dan 43,5 ton kapur yang diturunkan untuk memadamkan api.
Selain itu, BNPB menggelontorkan Rp2.287.581.299.925 untuk penanggulangan gempa di NTB dan Rp318.723.393.000 dikirimkan ke Kementerian PUPR masih dalam rangka penanggulangan gempa di sana. Lebih lanjut BNPB mengeluarkan Rp4.883.887.068 untuk penanggulangan bencana Sulawesi Tengah dan 332.823.817.673 untuk Kementerian PUPR dalam menangani bencana gempa bumi di Sulawesi Tengah.
Tak cuma itu, BNPB juga menggelontorkan Rp216.990.837.309 untuk penanggulangan bencana banjir dan longsor. Kemudian Rp22.532.453.510 untuk penanggulangan gempa bumi, Rp20.440.507.280 untuk menanggulangi erupsi gunung merapi, dan Rp13.262.075.105 untuk tsunami Banten. “Sisa DSP Rp400 miliar, tapi sudah habis karena kita ada banjir di Manokwari di Papua Barat, kemudian kita ada banjir bandang di Labuan Batu Utara,” kata Agus.
Secara keseluruhan Agus mengatakan telah terjadi 3.768 bencana di Indonesia Sepanjang 2019. Bencana puting beliung menjadi yang paling mendominasi. Agus menyebut terjadi 1.370 kejadian puting beliung sepanjang 2019. Selain itu juga terdapat 764 bencana banjir, 746 kebakaran hutan dan lahan, 710 tanah longsor, 123 kejadian kekeringan, 30 kasus gempa bumi, 18 gelombang pasang dan abrasi, dan 7 kasus letusan gunung berapi. Akibat bencana tersebut, setidaknya terdapat 478 orang meninggal dunia, 109 orang hilang, dan 3.419 orang luka luka. Selain itu 6,1 juta orang disebut menderita dan mengungsi. Selain mengakibatkan korban jiwa, bencana itu juga mengakibatkan kerugian materiil.
Total terdapat 73.427 rumah mengalami kerusakan dengan rincian 15.765 rusak berat, 14.548 rusak sedang, dan 43.114 rusak ringan. BNPB juga mencatat terdapat 2017 kerusakan pada fasilitas umum akibat bencana pada 2019. Antara lain 1.121 fasilitas pendidikan, 684 fasilitas peribadatan, dan 212 fasilitas kesehatan. Ada pula 274 kantor dan 442 jembatan mengalami kerusakan.(MCS)