Peringati Hari Mangrove Sedunia, Pegiat Lingkungan dan Masyarakat Adat Engros Gelar Aksi Damai

0
352

Jayapura, Malanesianews – Dalam rangka memperingati Hari Mangrove Sedunia yang diperingati setiap tanggal 26 Juli, sejumlah pegiat lingkungan dan masyarakat adat dari Kampung Engros menggelar aksi damai di kawasan konservasi Hutan Mangrove Pantai Hamadi.

Momentum ini penting bagi kelompok peduli lingkungan di Jayapura untuk menyuarakan tentang pentingnya menjaga ekosistem mangrove.

Hutan mangrove di sepanjang Teluk Youtefa, akhir-akhir ini mengalami tekanan yang diawali dengan adanya penimbunan oleh oknum tertentu. Aksi para oknum tersebut digrebek Pemprov Papua dan masyarakat di Pantai Hamadi pada 11 Juli lalu.

Salah satu orator aksi, Emma Hamadi meyampaikan, sebagai orang yang peduli, permintaan kami yaitu tidak mau lagi hutan Bakau dijadikan lahan kepentingan.

“Tolak semua pembangunan, sebab ini adalah hutan perempuan (Tonotwiyat). Hutan yang tak boleh lagi ada aktifitas di temapt ini apalagi dilakukan penimbunan. Kami tidak membicarakan siapa pemilik tanah dan siapa pemilik serpifikat, namun yang diminta adalah lokasi hutan mangrove harus steril dan tetap seperti ini untuk anak cucu nanti,” katanya.

Ia meminta, proses hukum ditegakkan sebagai cermin keseriusan aparat penegak hukum. “Kalau tidak diproses kami tidak akan percaya dengan pemerintah dan aparat hukum maupun kepolisian, tolong catat itu,” tegasnya.

Sementara itu, Koordinator Aksi, Vhian Sadamenyampaikan, kelompok peduli yang tergabung dari berbagai komunitas di Jayapura meminta kawasan mangrove tetap ada dan tidak beralih fungsi. Jika sudah ditimbun maka harus dikembalikan ke kondisi awal. Ditanami.

“Hutan Mangrove tidak dijual sebab ini ‘dapur’ bukan tempat batu kapur,” sindirnya.

Ia juga memastikan, bahwa kelompok pegiat lingkungan akan terus memantau perkembangan proses hukum yang sedang berjalan.

“Kami tidak mau penambahan satu pihak yang sedang berperkara, sebab kami yakin kejadian 11 Juli itu hanya satu sample dan masih banyak sample lainnya. Sehingga ini perlu diungkap dan dibuka secara terang benderang. Sekali lagi hutan bakau ini pelindung bukan hanya ditimbun,” cecarnya.

Ia mentatakan, hutan mangrove memiliki peran vital dalam menjaga lingkungan seperti abrasi pantai, menyerap racun sampah, menjaga nutrisi air, tempat berbagai komoditas perikanan, penyuplai oksigen, menyerap karbon berbahaya yang mengancam terjadi perubahan iklim, dan masih banyak lagi.

Sehingga menjaga ekosistem mangrove artinya mencegah terjadinya bencana yang mengancam kehidupan alam dan manusia.

(AIS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini