Sago is My Life: Pemkab Jayapura Dorong Kebijakan Penguatan Dusun Sagu

0
378

Jayapura, Malanesianews, – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura akan mendorong kebijakan untuk memperkuat dusun sagu dengan cara menanam kembali.

Sekertaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jayapura, Hana Hikoyabi di penutupan Festival Colo Sagu manyatakan, akan ada kebijakan yang didorong oleh Pemkab Jayapura di sektor perkebunan, dusun sagu diperkuat dengan ditanami kembali.

Menurutnya, budidaya sagu dapat dilakukan karena seluruh masyarakat di Sentani mempunyai dusun, tetapi areal dusun mulai berkurang akibat adanya pengalihan fungsi menjadi perumahan, sehingga daerah serapan air menjadi berkurang.

Pihaknya akan mulai menanam, minimal dengan menebang satu pohon sagu dapat menanam kembali tiga pohon sagu.

Hana mengatakan, dusun sagu di Buikisi, Marowai, Maribu, hingga ke wilayah Sentani wajib ditanami sagu kembali.

Pemkab melalui Dinas Perkebunan dan Holtikultural harus mengawal kebijakan tersebut supaya bisa berkelanjutan.

Pemkab Jayapura baru saja merancang kebijakan penyediaan pasar penjual sagu.

Sebelumnya acara Colo Sagu telah digelar beberapa waktu lalu yang digagas oleh Kapolres Jayapura, AKBP Frederickus Maclarimboen, telah menjadi agenda rutin untuk sarapan pagi di Gunung Merah.

Hana kemudian mengatakan bahwa sagu adalah hidupku, Sago is My Life, untuk menggambarkan kebergantungan masyarakat dengan cara hidup dan kebiasaan yang tidak bisa lepas dari sagu.

Sagu merupakan bahan pangan yang sudah menjadi tradisi orang Sentani dan juga Papua pada umumnya dalam kehidupan sehari-hari.

Sagu yang diolah menjadi berbagai varian makanan selalu ada dalam acara makan-makan, acara pinangan, syukuran, bahkan orang meninggal.

“Sago is my life karena semua pangan ada setiap acara tiap kali kami makan. Sagu telah menjadi habbit masyarakat Sentani di Papua, segala macam olahan. Saya melihat sagu menjadi habbit masyarakat Sentani baik yang bayar mas kawin acara apa saja pasti sagu tidak terlepas dari makanan makanan yang selalu di olah dari kecil sampai besar,” ungkap Hana.

Bagi Hana, dengan menjaga kebrlangsungan ekosistem sagu, maka sagu masih tetap bertahan melalu presentase, publikasi dan disiapkan menjadi bahan pangan lokal menggunakan ciri khas daerah masing-masing.

(AIS)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini