Kantongi Lampu Hijau FDA, Menkes Jalin Kerja Sama Dengan Pfizer Untuk Datangkan Pil Paxlovid

0
403

Jakarta, Malanesianews, – Pil Paxlovid buatan perusahaan Pfizer yang merupakan salah satu obat Covid-19 kini sedang diusahakan kedatanganya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Dia juga menargetkan Indonesia dapat mulai menggunakan obat virus corona (Covid-19) dari perusahaan Merck, Molnupiravir pada Januari 2022.

Kedua obat tersebut dipilih lantaran telah mendapat lampu hijau dari Badan Pengawas Obat Amerika Serikat (FDA).

“Seharusnya sih Molnupiravir akhir tahun sudah terbang karena kita impor. Dua-duanya sedang diproses di BPOM untuk mendapatkan izin penggunaan (EUA), dan diharapkan di Januari kita siap pakai,” kata Budi di Kantor Kemendagri, Jakarta Pusat, Senin (27/12) kemarin.

Paxlovid merupakan pil antivirus Covid-19 yang mendapat izin penggunaan dari FDA sebagai obat oral pasien virus corona dengan gejala ringan dan sedang.

“Pil ini harus sesegera mungkin diberikan setelah diagnosis Covid-19 dan dalam waktu lima hari setelah timbul gejala,” kata pernyataan FDA pada Rabu (22/12) silam.

Penggunaan pil ini wajib atas resep dokter.

Pasien yang memenuhi syarat mengonsumsi Paxlovid adalah mereka yang berisiko tinggi berusia 12 tahun ke atas dengan berat badan minimal 39 kilogram dan memiliki hasil tes positif Covid-19.

Paxlovid mengombinasikan obat antivirus bernama nirmatrelvir dan ritonavir. Dosis penggunaannya yakni tiga pil dikonsumsi dua kali sehari selama lima hari di mulai setelah timbul gejala.

“Otorisasi Paxlovid hari ini merupakan contoh luar biasa lainnya tentang bagaimana sains akan membantu kita pada akhirnya mengalahkan pandemi ini, yang bahkan dalam dua tahun, terus mengganggu dan menghancurkan kehidupan di seluruh dunia,” kata CEO Pfizer Albert Bourla dalam sebuah pernyataan seperti dikutip CNN.

“Terapi terobosan ini, yang telah terbukti secara signifikan mengurangi rawat inap dan kematian dan dapat digunakan di rumah, akan mengubah cara kita menangani Covid-19, dan semoga membantu mengurangi beberapa tekanan signifikan yang dihadapi sistem perawatan kesehatan dan rumah sakit kita,” tambahnya.

Pfizer mengklaim pil anti-Covid-19 Paxlovid yang mereka kembangkan itu 90 persen efektif mencegah rawat inap dan kematian pasien berisiko tinggi.

Kepala Ilmuwan Pfizer, Mikael Dolsten mengatakan, berdasarkan data analisis akhir, tak seorang pun yang terlibat dalam uji coba penggunaan obat Pfizer itu meninggal dunia.

“Ini adalah hasil yang menakjubkan. Kita bicara soal jumlah nyawa yang diselamatkan dan pencegahan rawat inap. Tentu saja, jika Anda mengonsumsi ini dengan cepat setelah infeksi, cenderung dapat mengurangi penularan yang dramatis,” ujarnya, seperti dikutip Reuters.

Pfizer juga merilis data awal dari studi kedua yang menunjukkan obat ini mengurangi rawat inap sekitar 70 persen pada orang dewasa berisiko standar. Uji coba ini juga melibatkan beberapa orang yang berisiko tinggi meski sudah divaksinasi.

Selain Paxlovid, obat Covid-19 buatan perusahaan farmasi Inggris Merck, Molnupiravir, juga telah mendapatkan izin penggunaan darurat dari FDA pada 23 Desember silam.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini