Jakarta, Malanesianews, – Ada tiga wilayah yang perlu mendapatkan perhatian terkait potensi terjadinya gempa bumi dan tsunami, hal tersebut disampaikan langsung oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Ketiga wilayah tersebut adalah, pertama, kawasan yang memiliki sumber gempa potensial di laut, seperti Sumatera, Selatan Jawa, Bali, Sulawesi, NTB, dan NTT.
“Hampir seluruh Indonesia Timur itu rawan tsunami,” kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, Sabtu (4/12/2021).
Wilayah kedua adalah kawasan yang memiliki catatan sejarah tsunami. Sedangkan wilayah ketiga, adalah kawasan-kawasan yang belum mengalami gempa besar cukup lama.
“Ini harus diperhatikan juga. Biasanya kalau kawasan sudah terjadi gempa besar, maka daerah tengah yang masih sepi bisa berpotensi,” lanjutnya.
Daryono mencontohkan kawasan Selat Sunda, yang berdasarkan catatan BMKG belum pernah terjadi gempa besar selama ratusan tahun.
Sementara di wilayah sekelilingnya, termasuk Pangandaran sudah pernah mengalami.
“Itu yang harus kita waspadai,” tegasnya.
Mengenai potensi terjadinya tsunami setinggi delapan meter di kawasan Cilegon, Daryono meluruskan sejumlah informasi beredar yang menyatakan itu merupakan prediksi.
Menurutnya, pihak BMKG hanya memberi contoh bahwa Cilegon hanya daerah rawan, seperti daerah rawan lainnya.
“Kewajiban kita dalam memberikan pesan kewaspadaan menjelang Natal dan tahun baru. Sebetulnya kalau kita membandingkan potensi ketinggian tsunami di Cilegon ini justru lebih rendah daripada daerah lain ya, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Sumatera.”
Terkait fokus BMKG pada kawasan Selat Sunda, termasuk Cilegon, dia menuturkan bahwa di kawasan tersebut ada sumber gempa megathrust, yang disepakati oleh para ahli memiliki magnitudo tertarget hingga 8,7.
“Tidak hanya zona megathrust, tetapi di Selat Sunda ini juga terdapat sesar aktif dan juga tercatat gunung Anak Krakatau yang aktif, sehingga ini jadi perhatian kita.”
Sementara, Wali Kota Cilegon, Helldy Agustian, mengaku cukup kaget menerima informasi peringatan mengenai potensi tsunami tersebut.
Sesaat setelah menerimaa informasi tersebut, dia langsung menandaatangani dua surat yang ditujukan pada pemerintahan kecamatan hingga RT, dan surat untuk pimpinan perusahaan industri di Cilegon.
Surat yang pertama adalah Instruksi Wali Kota nomor 6 perihal mengenai imbauan pada dari mulai camat sampai level RT terhadap potensi tsunami ini.
“Kedua, kami membuat surat pada pimpinan perusahaan seluruh industri yang ada di Cilegon karena memang di Cilegon ini ada kurang lebih 216 industri yang tersebar.”
“Kurang lebih dari luas Cilegon 175,5 kilometer persegi, 30 persen adalah industri, dan rata-rata di pinggir pantai ini,” tuturnya.