Beranda Sosial Budaya Indonesia Siapkan Peta Jalan Roadmap Transisi EBT Dengan Buat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Pertama

Indonesia Siapkan Peta Jalan Roadmap Transisi EBT Dengan Buat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Pertama

0
Indonesia Siapkan Peta Jalan Roadmap Transisi EBT Dengan Buat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Pertama
PLTN

Jakarta, Malanesianews, –  Direncanakan mulai beroperasi komersial (commercial operation date/COD) pada 2049 mendatang. Kementerian ESDM menyiapkan peta jalan (roadmap) transisi energi baru terbarukan (EBT) menuju net zero emission pada 2060 mendatang. Dengan merancangkan Pembangkit Listrik bertenaga nuklir (PLTN) pertama.

Hal tersebut terungkap dari slide paparan Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana pada acara Grand Launching Badan Logistik & Rantai Pasok Kadin Indonesia, Kamis (25/11).

Walau direncanakan pada 2049, namun Rida menyatakan realisasi bisa saja lebih cepat atau lambat bergantung dinamika di lapangan, seperti perkembangan teknologi dan ketersediaan pembiayaan.

“Indonesia sudah punya road map seperti ini, kalau you (internasional) mau bantu silahkan tapi kalau tidak juga kita nggak minta-minta,” terang dia.

Rida tak menampik butuh kerja keras untuk mencapai transisi energi pada 2060 mendatang. Pasalnya, saat ini 90 persen sumber pembangkit energi di Indonesia berasal dari energi fossil dan 60 persen di antaranya berasal dari energi batu bara. Namun, ia optimis target dapat dicapai.

“Transisi energi adalah suatu keniscayaan tapi di sisi lain kita harus siap dengan segala konsekuensinya, terutama dalam hal penyediaan pendanaan,” imbuhnya.

Dengan target PLTN 40 GW pada akhir 2060, Rida menyebut ada dua kunci dalam merealisasikan target tersebut.

Pertama, political will atau kebijakan politik pemerintah. Kedua, sikap masyarakat dalam menerima transisi.

Artikulli paraprak Indonesia Akan Hadapi EU Dalam Sidang Kedua Gugatan Diskriminasi Minyak Sawit
Artikulli tjetër Menkeu Sebut Kebijakan Iklim Di Indonesia Akan Sangkat Penting Di Dunia
Perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat menandai bahwa kehidupan sosial sejatinya dinamis. Kita sebagai individu senantiasa mengalami perubahan baik secara fisik maupun intelektualitas. Begitu pula dengan kumpulan individu beserta pola interaksinya yang disebut dengan masyarakat. Masyarakat selalu menginginkan perkembangan kehidupan ke arah yang lebih baik, seperti halnya Masyarakat adat di Kepulauan Kei Provinsi Maluku yang hidup dalam satu Ikatan Hukum Adat yaitu Hukum Larvul Ngabal. Namun demikian Masyarakat adat di Kepulauan Kei Provinsi Maluku masih di hadapkan dengan masalah-masalah mendasar seperti Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi ,Sosial Budaya dan kesejahteraan umum lainnya Untuk mengangkat dan memperjuangkan hak-hak dasar di atas maka Saudara Baharudin Farawowan memprakarsai pembentukan Lembaga Sosial Kemasyrakatan , Wadah yang di beri nama YAYASAN LENTERA EVAV atau yang di singkat YANTE. Yayasan Lentera Evav (YANTE) kemudian di daftarkan pada Notaris dan PPAT Hengki Tengko,SH tanggal 4 Desember 2009 di Langgur Kabupaten Maluku Tenggara dengan Pendiri Herlinda dan Baharudin Farawowan di percayakan menjadi Ketua YANTE.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini