Jakarta, Malanesianews, – Terlihat sejak awal pandemi hingga akhir 2020, di mana penanganan Covid-19 berjalan timpang. Antara mengusung ekonomi dahulu atau justru sektor kesehatan.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai penanganan pandemi Covid-19 yang dilakukan pemerintah belum sepenuhnya optimal.
“Dan akhirnya seperti sekarang ekonomi kita resesi kemudian Covid-nya juga menjadi juara di level Asia,” kata Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi dalam diskusi Mudik Natal dan tahun Baru 2021 di Masa Pandemi Covid-19, Senin (21/12).
Berdasarkan data temuan pada empat hari lalu, total kasus positif Covid-19 di Indonesia sudah menembus 624.429 orang. Dengan rasio kematian mencapai 3 persen, atau tertinggi juga di Asia.
“Ini ada sesuatu yang harus dipertanyakan dengan tegas terkait dengan politik penanganan pandemi sampai dengan detik ini maunya seperti apa?,” kata dia mempertanyakan.
Untuk diketahui, berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia mencapai 664.930 orang. 6.982 Kasus baru Covid-19 ditemukan berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap 48.134 spesimen dari 28.837 orang.
Pasien yang meninggal karena Covid-19 juga bertambah. Kementerian Kesehatan menyebut, pasien meninggal akibat Covid-19 kini menembus 19.880 orang. Bertambah 221 dari data kemarin yang masih 19.659 orang.
Selain itu, pasien sembuh dari Covid-19 juga bertambah, yakni sebanyak 5.551 dari data kemarin yang masih 536.260 orang. Total kumulatif kasus sembuh dari Covid-19 mencapai 541.811 orang.
Pasien yang dinyatakan sembuh telah menjalani tes polymerase chain reaction (PCR) sebanyak dua kali atau lebih dan hasilnya negatif.
Sementara pasien yang tengah menjalani perawatan atau isolasi sebanyak 103.239 orang. Angka ini meningkat dari data kemarin yang masih 102.029 orang.
Pemerintah juga masih memantau 66.702 orang suspek Covid-19 di Indonesia. Jumlah ini meningkat dari data kemarin yang masih 64.071 suspek Covid-19.